Kata banyak orang, “Kalau mau sukses, harus produktif,” dan “kalau mau produktif, harus kerja keras.” Kerja keras hampir selalu identik dengan kesibukan yang super padat, telepon genggam yang selalu berdering setiap saat, dan mengerjakan setumpuk dokumen yang tak kunjung selesai. Benarkah demikian? Saya melihat bahwa ada perbedaan antara SIBUK dengan PRODUKTIF. Seseorang yang sibuk biasanya dianggap sebagai pekerja yang produktif. Padahal, kalau kita jeli melihat, seseorang bisa saja sangat sibuk, namun tidak produktif. Di mana bedanya? Bagi saya, PRODUKTIF adalah ketika kita mengerjakan sesuatu yang menciptakan nilai (value). Nilai di sini bisa berupa manfaat, uang, makna, dan hasil positif lainnya. Sementara SIBUK akan selalu menghabiskan waktu, tenaga, dan upaya, namun tidak selalu menciptakan nilai, makna, manfaat, ataupun uang. *3 Sumber Daya Yang Tidak Sama Dihargai* Kita sebenarnya punya 3 sumber daya yang berharga untuk menunjang hidup kita: (1) uan
Hari yg luar biasa hidup p enuh gairah. Sy mau sharing ahh. Sebuah satire lama kopas dr grup sebelah Tdk biasanya, Presiden Partai Keadilan Sejahtera (PKS) Ir. Tifatul Sembiring tdk mengucapkan pantun saat memberikan kata sambutan pd seminar politik yg dihadiri oleh Prof James Fox dari Australian National University dan Jakob Oetama, tokoh pers, di Jakarta, Senin. Tifatul justru menyampaikan sebuah lelucon yg menggambarkan potret masyarakat Indonesia, yg sampai kini msh menjadi permasalahan bangsa. Lelucon itu menceritakan dua org yg sdg berdialog. Satu org Eropa dan satunya, sdh tentu org Indonesia . Org Indonesia bertanya pd org Eropa, 'Berapa gajimu dan utk apa saja uang sejumlah itu?' Org Eropa menjawab, 'Gaji saya 3.000 Euro, 1.000 euro utk tempat tinggal, 1.000 Euro utk makan, 500 Euro utk hiburan.'